Rabu, 05 Oktober 2011

Ini Hambatan Investor Properti di Asia

,
Sebuah apartemen di Asia (www.propgoluxury.com)
BERITA TERKAIT
  • Krisis Global Tak Surutkan Bisnis Properti
  • Analis: Investor Qatar Lirik Properti di AS
  • Pertumbuhan Harga Rumah di China Melambat
  • Krisis AS Tak Pengaruhi Bisnis Properti
  • Rumah yang Paling Diminati Para Pembeli

VIVAnews – Perusahaan konsultan properti Colliers International dalam survei The Global Investor Sentiment mengungkapkan bahwa investor properti di kawasan Asia tercatat menduduki peringkat terendah dalam hal keberanian mengambil risiko dalam bisnis properti.

Survei yang dilakukan Colliers tersebut merupakan survei tahunan terhadap seluruh investor properti di seluruh dunia. Survei mencakup aspek keberanian mengambil risiko, optimisme, faktor penghambat, dan kondisi pasar secara menyeluruh. 

Menurut Chief Executive Officer Colliers International untuk kawasan Asia, Piers Brunner, untuk kawasan Asia, mayoritas investor yang disurvei mengaku optimistis terhadap investasi properti.

"Sebanyak 65 persen dari total responden mengindikasikan mereka berencana mengembangkan portofolio propertinya dalam enam bulan ke depan," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 5 Oktober 2011.
 
Kendati demikian, dia mengaku bahwa ketidakpastian ekonomi menyebabkan investor Asia lebih mengincar investasi dengan tingkat imbal hasil (internal rate of return/IRR) yang tinggi. "Terlepas dari hasrat membeli, investor di Asia cenderung tidak dipaksa untuk menantang bahaya dalam mendapatkan modal kembali yang besar," ujarnya.

Brunner menambahkan, dari hasil survei terlihat sebanyak 35 persen investor Asia menyebutkan bahwa ketidakpastian yang membayangi kondisi ekonomi baik global maupun regional menjadi penghalang utama mereka dalam berinvestasi. Sementara itu, 31 persen menilai kurangnya pasokan properti yang 'dijual' sesuai target IRR sebagai faktor penghambat utama.

Disinggung perihal tingkat hasil pengembalian dalam berinvestasi, kata Brunner, sebagian besar responden di kawasan Asia (lebih dari 75 persen), mengindikasikan mereka mematok angka 15 persen atau lebih. Hal itu lebih tinggi dari rata-rata 40 persen investor di seluruh dunia yang menyepakati target IRR yang sama.

"Tingginya target IRR ini mengindikasikan investor Asia saat ini cenderung bersikap cermat dalam mengambil risiko dengan hanya menginginkan berinvestasi pada properti yang memiliki nilai imbal hasil tinggi untuk menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi," tutur Brunner.

Hal itu, menurut Brunner, memberikan korelasi terhadap hasil survei tersebut, sehingga terkuak fakta bahwa dalam hal keberanian mengambil risiko, investor Asia berada di tempat terendah.

Sulitnya Akses Pinjaman
Menurut Brunner, turunnya gairah pengambilan risiko memang beragam di kawasan Asia. Namun, berdasarkan survei, 69 persen dari investor Asia mengatakan bahwa proses pengajuan pinjaman saat ini menjadi lebih sulit dibandingkan enam bulan lalu.

"Proses pengajuan pinjaman di Asia mengalami perubahan besar. Investor menghadapi tantangan lebih besar, ketika dihadapkan dengan urusan akses pengajuan pinjaman dengan meningkatnya biaya utang dan menyusutnya rasio nilai pinjaman," tambah Brunner.

Brunner menambakan, hasil survei mengungkapkan bahwa sebanyak 77 persen dari investor Asia mengaku bahwa biaya utang telah meningkat, sedangkan 54 persen mengungkapkan terjadinya penurunan untuk rasio nilai pinjaman maksimum. (art)

0 komentar to “Ini Hambatan Investor Properti di Asia”

Posting Komentar

Popular posts

 

Promosi Bisnis | Iklan Bisnis Anda Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger